Gimana isi blog ini ?

Sabtu, 12 Juni 2010

Investasi Ganda dengan Menulis Resensi Buku

Pernah kah pembaca berpikir jika hobi membaca buku bisa dijadikan sebagai sebuah investasi dengan hasil yang lumayan tinggi ? Jika Anda menjawab apakah itu hal yang mungkin ? Ya. Pasti mungkin dan bisa. Lalu bagaimana ? dengan berjualan buku ? Ah itu sudah biasa. Saat ini sudah terlalu banyak perseorangan, komunitas atau lembaga yang membuka usaha penjualan buku. Usaha itu bisa dilakukan dengan berbagai cara dan media , bisa langsung di jual dari mulut ke mulut, lapak keliling, atau melalui situs dalam jaringan (on line) yang kian marak. Penjualan buku dengan cara seperti ini tentunya tidak menuntut para penggiat buku (orang yang hobi membaca buku) untuk mendalami buku terlebih dahulu. Hasil dari hobi membaca buku tidak terlalu memberi efek yang signifikan dalam usaha ini. Toh, yang paling dibutuhkan dalam usaha ini justru strategi pemasaran kan ? Kalau begitu, usaha ini kami rasa kurang cocok bagi Anda para penggiat buku yang tidak memiliki bakat berjualan yang baik, tetapi memiliki bakat menganalisis yang baik . 

Jadi apakah usaha yang cocok untuk para penggiat buku untuk mendapatkan uang dari hasil kecintaannya membaca  buku ?

Resensi Buku

Ya, menulis resensi buku, adalah suatu usaha alternatif bagi para penggiat buku untuk mendapatkan hasil material dari hobinya. Para penggiat buku dapat menulis sebuah resensi tentang buku yang baru saja terbit, dibeli, dan dibacanya. Penggiat buku seperti Anda, tentu tidak perlu bersusah-susah menawarkan buku yang bukan hasil tulisan Anda kepada orang lain untuk mendapatkan penghasilan. Bukankah Anda bukan bagian dari para penerbit buku itu ? dan bukankah Anda tidak mendapatkan honor sedikitpun dari penerbit atau langsung dari penulisnya ? Jadi, mengapa Anda bersusah-susah mempertahankan usaha tersebut untuk mendapatkan penghasilan ?Dengan menjadi penulis resensi buku, Anda berdiri jauh dari hal-hal yang merepotkan itu.

Penulis resensi buku hanya perlu memahami isi buku secara keseluruhan dan tekun untuk mengikuti makna yang dihendaki penulisnya. Penulis pun dituntut untuk kritis melihat berbagai aspek penulisan buku yang diresensi , hingga sedetail mungkin. Untuk para pecinta buku, tentu ini akan menjadi menarik walaupun bisa dibilang susah-susah gampang untuk dilakukan. Apalagi, jika saya mengiming-imingi Anda dengan honor untuk peresensi buku yang telah berhasil dimuat di media massa, yaitu :


1. MBM Tempo Rp 500.000
2. Harian Kompas: (a) Reguler/Edisi Minggu:  Rp 500.000; (b) Pustakaloka: Rp 1.000.000
3. Harian Media Indonesia: (a) Utama: Rp 500.000; (b): Kolom kecil/ringkas: Rp 150.000
4. Harian Jawa Pos:  Rp 450.000
5. MBM Gatra: Rp 500.000
6. Harian Seputar Indonesia: Rp 300.000
7. Harian Koran Jakarta: Rp 300.000
8. Harian Koran Tempo: Rp 500.000
9. Harian Sinar Harapan: Rp 145.000 (GM-seperti diinformasikan anggota Syarekat Buku yang berpengalaman meresensi buku di koran: Damhuri Muhammad, Hernadi Tanzil, Nur Mursidi).

Apakah Anda belum cukup tertarik dengan tawaran cukup menggiurkan di atas?
Honor di atas tentunya lebih dari cukup bagi Anda yang mencintai buku, dan berkeinginan untuk mengembangkan hobi Anda itu. Dengan meresensi buku, keuntungan yang berlipat ganda akan Anda dapatkan.

Penggiat buku tidak perlu lagi merasa kehilangan buku yang dicintainya karena harus dijual atau diberikan kepada orang lain untuk mengajaknya mengkritisi buku itu bersama-sama. Ia hanya perlu menuliskan tentang apa saja yang terdapat dalam buku itu di dalam resensinya. Selain itu ia bebas menulis pandangannya mengenai isi buku, bahkan sampai karakteristik pengarang. Hal itu tentu tidak terikat sama sekali dengan motif  marketing sebuah buku. 

Dari menulis resensi buku, penggiat buku juga akan lebih tertantang untuk terus-menerus membeli buku, membaca dan menganalisisnya. Jika resensi berhasil dimuat di media massa, selain kebanggan diri atas tulisan pribadinya, ia pun akan mendapatkan suntikan honor untuk kembali membeli buku. Proses ini akan terus berputar jika penggiat buku terus rajin menguasai isi buku-bukunya.

Mungkin ada orang yang hanya mencintai buku dengan sekadar membaca, tidak menulis kembali. Hal ini tidak akan menjadi suatu masalah jika hobinya itu bisa lebih diniatkan untuk bisa lebih bermanfaat untuk orang lain. Meresensi buku akan membawa manfaat bagi orang lain karena orang menjadi tahu akan isi buku yang belum dibelinya, dan tertarik untuk ikut juga memahami isi buku lebih detail. Peresensi pun selain mendapat keuntungan rupiah, ia akan mendapatkan daya analisis yang semakin tajam, dan tidak mudah lupa.

Lalu , apalagi yang Anda ragukan untuk mulai meresensi buku-buku kesayangan Anda? Ayo mulai kembangkan daya analisis dengan tidak sekadar membaca, tetapi dengan menuliskannya kembali. Ayo meresensi buku mulai sekarang.... 

Ditulis oleh Putri Adityowati, 

8 komentar:

saiariniez mengatakan...

benar sekali..
memulai dengan mencoba merensensi buku juga bisa melatih kemampuan menulis kita..semakin sering dilakukan..semakin terlatih pula kita =)

*keep writing

keyko mengatakan...

wow lagi-lagi keuntungan dari suatu hobi dan bisa jadi duit.
menarik banget nih.. apalagi bagi yang emang doyan baca buku kayak saya.. :D
tapi entah deh ya kalo jenis buku yang "berat". bacanya puyeng apalagi bikin resensinya. LOL

Anonim mengatakan...

berarti lagi bokek harus rajin nulis biar nggak bokek ya...
hohooohoho...

yulvi mengatakan...

wow,g kepikiran sblmnya..=DD

nice blog btw Ki..

Noveri Maulana mengatakan...

nice bolg kawan.....,

cuma, sekedar mengingatkan aja, tanda baca "?" ditulis tanpa spasi dari kata terakhirnya bukan??

kalo dari tuturan bahasanyanya udah bagus banget, cuma tanda baca itu yang kata gue perlu diperhatikan lagi...

keep writing :)

Anonim mengatakan...

Harian Sinar Harapan: Rp 145.000 (GM-seperti diinformasikan anggota Syarekat Buku yang berpengalaman meresensi buku di koran: Damhuri Muhammad, Hernadi Tanzil, Nur Mursidi).

karena salah satunya saya kenal, dan ia memang merupakan sastrawan. menjadi sastrawan itu miskin. untuk itu ia meresensi buku di koran tersebut. hahahahaa. jokes an idiot.

Ucha.Disini mengatakan...

hmmm meresensi buku????
sebenarnya adalah pekerjaan yang cukup melelahkan namun menyenangkan...

mengapa melelahkan? yap! kita setidaknya harus terlebih dahulu membaca buku itu dan kita juga harus membaca buku sejenis agar dapat menilainya...

mengapa menyenangkan?? hahahaha... karena ini adalah merupakan kegiatan membaca dan menulis! ya... salah satu kegiatan yang bisa mengombinasikan dua hal itu. dan... tentunya saya selalu senang jika bisa merekomendasikan sebuah bacaan bagi kawan-kawan...

mari membaca!

Anonim mengatakan...

Klau ada tips menulis resensi buku yang baik, pasti lebih asik :)