Gimana isi blog ini ?

Minggu, 13 Juni 2010

Budaya Merokok di Indonesia

Perang nikotin yang diungkapkan Wanda serta aktivis yang kritis terhadap kampanye ini, secara langsung berdampak kepada kehidupan negara kita sendiri. Akibat kampanye ini, Indonesia seperti mengalami de-industrialisasi negatif, dimana industri dalam negeri ditekan , dan impor dinaikkan. Sejumlah pabrik rokok kretek di Indonesia terpaksa tutup karena kalah saing dengan produk tembakau asing.

Padahal, menurut Ketua Dewan Pertimbangan HKTI, Siswono Yudhohusodo, tembakau dan hasil ikutannya (rokok) selama ini telah memberikan kontribusi cukup besar terhadap ekonomi nasional. “Dari sisi hulu sampai hilirnya, industri tembakau atau rokok menyerap Tenaga Terlibat Langsung (TTL) sebesar 6,1 juta. (dicuplik dari NERACA, Pahit Legit Nasib Petani Tembakau, 6 Maret 2010).

Yang sangat menyedihkan bahwa ditengah masifnya kampanye anti tembakau tersebut, jumlah impor tembakau justru meningkat. Bahkan, rokok impor yang ke Indonesia pun mencapai 520.000 ton per tahun. Hal ini sungguh menyakitkan bagi para pengusaha rokok lokal yang sudah ketar-ketir untuk mempertahankan usahanya karena dikenai pajak cukai yang terus melambung. Beberapa harus rela melepas karyawannya hingga meningkatkan jumlah pengangguran.

Jika saja pemerintah dan masyarakat sadar akan bahaya laten dari kampanye ini, mungkin kita tidak akan lagi merasa bodoh sudah ditunggangi para pedagang obat yang sedang kipas-kipas uang.
“Budaya itu seharusnya dilindungi lho, bukan dihentikan. Ayo, ayo, daripada stres mending rokok roro mendut saja,” begitulah kata Whani Darmawan berpariwara melalui monolog Roro Mendut.
Bukan bermaksud untuk memperbolehkan atau melarang para perokok melakukan kebiasaannya, kampanye anti tembakau ini sebenarnya memang perlu dikaji lebih dalam. Disatu sisi , kita memang seringkali merasa terganggu dengan para perokok yang mengeluarkan asap rokoknya dimuka umum. Tetapi , bukankah itu berarti kita hanya terganggu dari ulah si perokok? bukan tembakaunya kan ?

Nah, propaganda ini tampaknya semakin jelas sisi kepentingan bisnis dan politiknya. Menurut Gabriel Mahal (seorang advokat dan pengamat Prakarsa Bebas Tembakau) dalam diskusi dan launching buku Nikotin War di Unpad Jatinangor, Kamis lalu(9/6), propaganda anti tembakau ini telah melanggar tiga kebebasan manusia , yaitu :
1. Kebebasan untuk memilih (free of choice)
2. Kebebasan untuk merasakan (free to fill)
3. Kebebasan untuk menceritakan kebenaran (free to tell the truth).

Saya tertawa ketika moderator dalam Launching buku Nikotin War di Unpad, Ridlo Eisly bilang begini :
“Siapa yang mau beli makanan yang menyebabkan impoten, serangan jantung, dan gangguan janin ? Pasti nggak akan ada yang mau beli. Tapi, kalau rokok ? sudah ditulis di setiap bungkusnya, tetap saja orang pada membelinya.”
Ya, jadi apa mau dikata?rokok seperti sudah menjadi bagian hidup manusia. Pilihan untuk merokok atau tidak merokok adalah hak bagi setiap orang. Kalau orang itu sudah memahami tentang betapa berharganya nikmat yang lebih enak daripada rokok tentu ia akan tidak memilih untuk tidak merokok. Mungkin saja ia akan lebih memilih menikmati hidup sehat tanpa tembakau yang berlebihan, dan menyenangkan orang-orang disekitarnya karena tidak ada asap yang mengganggu. (PA/110080043)

Ditulis oleh Putri Adityowati
setelah meliput diskusi dan launching buku Nicotine War di GOR Pakuan, Unpad Jatinangor, Kamis (9/6). 

sumber gambar : http://2.bp.blogspot.com/_0vrmBOgwJEA/TAS1svJtT_I/AAAAAAAAB2Y/xzX8JFzSscg/s1600/undangan+nicotine+war.jpg

16 komentar:

Perempuan Punya Berita mengatakan...

semoga cukai rokok negara ini lebih dimahalkan lagi, ya Allah.. aamiin.

Cabaca Buku mengatakan...

kemarin2 sebelum ikut diskusi ini sih , saya berharap begitu. Tetapi setelah dipikir2, ada jutaan orang yang lebih menderita kalo cukai semakin dinaikin. orang2 itu ya si buruh pabrik kretek itu. Mereka bakal lebih tercekik daripada orang2 yang tercekik karena pada ga bisa ngrokok. Ya kan seharusnya emang, orang yang menganggap dirinya miskin mah ga usah ngrokok.

Jadi, yang salah itu sekrang perilaku perokoknya yang ngrokok di sembarang tempat. Mungkin dia ga cinta ama diri sendiri dan orang lain kali ya, tapi sok bela2in para pengusaha rokok. Kayaknya mereka juga ga pada tahu kalo rokok yang mereka beli itu justru yang rokok impor , bukan kretek,jadi yaaa.... sama aja ga membantu kehidupan para karyawan perusahaan rokok lokal.

hadeuh. . kalo orang sudah sadar rokok itu ga bermanfaat, sekalipun sudah dianggap budaya dan usaha mengurangi stres yang sederhana, pasti dia ga akan ngrokok.

Banyak cara buat sehat, banyak cara buat ,menyenangkan orang lain. hahahahhuhuhuhuhhihihihi.

:)

Urip Widodo mengatakan...

mungkin meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi tembakau bisa jd solusi, dengan pemanfaatan lahan kosong yg luar biasa luas di Indonesia,

pengetahuan tentang tembakau jg perlu di tingkatkan, syukur2 ada Doktor-Doktor, Sarjana-Sarjana yang khusus menangani di jurusan tembakau ( haha )

plus mengurangi impor (tapi mungkin sangat sulit, karena sudah mulai diberlakukannya pasar bebas )

Click Galerie mengatakan...

saya adalah orang yang cukup menentang dilarangnya merokok. karena menurut saya, merokok adalah hak dari masing-masing individu.
tetapi, hak pribadi tersebut dibatasi oleh hak orang lain. dalam hal ini hak individu adalah merokok dan hak orang lain adalah terhindar dari asap rokok dan hidup sehat.
maka, menurut saya, jika seseorang merokok dan bisa untuk tidak mengganggu hak orang lain, maka hal tersebut sah sah saja. :)
dp.

safira nf mengatakan...

hanya ingin berpendapat, seperti aktivitas lain yg harus dilakukan sesuai tempatnya, dalam merokok juga hrs dilakukan hal yg sama, sehingga tidak ada yang merasa tergangu apalagi dirugikan :)

Berita Aktual mengatakan...

Sepertinya produksi rokok tidak akan bisa dihentikan
cukai rokok adalah salah satu penyumbang besar dalam pendapatan negara!!!

Anonim mengatakan...

nikotin itu sahabat dan juga musuh.
semoga petani tembakau bisa lebih sejahtera.

nimas novi

Anonim mengatakan...

“Siapa yang mau beli makanan yang menyebabkan impoten, serangan jantung, dan gangguan janin ? Pasti nggak akan ada yang mau beli. Tapi, kalau rokok ? sudah ditulis di setiap bungkusnya, tetap saja orang pada membelinya.”

dan perokok memang orang-orang idiot yang membakar uangnya demi kehangatan. dan uang bukan segalanya, tapi rokok adalah jalan keluarnya.
cuma propaganda, ga cukup menggerakan massa. cape sendiri akhirnya.


D.D.
K1A070244

Anonim mengatakan...

heum...
tapi, tembakau juga ternyata ada manfaatnya lho.
tembakau dapat digunakan sebagai obat sejenis kanker limfoma kronis.Vaksin yang berasal dari tanaman memiliki sejumlah keunggulan tersendiri. Dapat dikembangkan jauh lebih cepat dan jauh lebih murah untuk pengobatan kanker limfoma itu sendiri :)

Anonim mengatakan...

sebenernya masih dilema juga masalah rokok itu .
tapi pada dasarnya setuju kalo sebenernya yang disalahkan tu perilaku para perokoknya . eh ? gitu kan ya ? :Dv

Anonim mengatakan...

Kampanye anti rokok juga sangat menyedot energi dan biaya. sementara banyak sekali yang membutuhkan dana. skala prioritas dulu lah daripada menggelar perdebatan filosofis yang menghabiskan uang milyaran. korupsi saya pikir skala prioritas pertama. bukan rokok. masih bisa nunggu lah masalah ini.

Anju Christian mengatakan...

kalo ada orang yang menikmati rokok, biarkan saja ia menghisapnya...
kalo merasa terganggu, teguran pun cukup...
toh perokok sendiri yang akan tau akibatnya...

"gitu aja kok repot", ujar alm Gusdur...

Anonim mengatakan...

Memang dilematis persoalan rokok itu. Untung aku gak ngerokok. hehe

btw, menurutku penulisan Kamis lalu(9/6)gak perlu pakai lalu. Cukup Kamis (9/6) saja. Mudah2an bener sarannya :)

Aldila Aprilia Kusuma mengatakan...

Pemerintah seperti 'ogah-ogahan' menetapkan sesuatu. KIta tidak usah belajar jauh-jauhlah. Kita lihat saja negeri tetangga, Malaysia. Mereka melambungkan harga rokok dan menyajikan kemasan rokok itu dengan gambar-gambar dampak merokok.

Anonim mengatakan...

ya semoga saja semua warga indonesia bisa sadar kalo rokok sama sekali ga bermanfaat malah banyak kerugiannya ..

nice post :)

-gembil-

Unknown mengatakan...

itu dia put, dengan dimahalkannya rokok, bilang aja segmen pasarnya terganti jadi A+, tuh kan jadi mahal bgt tuh, kan dia beli mahal, jadi petani gapapa, soalnya produknya mahal, ya ga sih? correct me if I'm wrong.

Bete ih, hari ini masih ngerokok. Petani tembakau beralih aja jadi petani karet, harganya lagi bagus, kan! :-P